Tahajud merupakan shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari. Jumlah pelaksanaannya paling sedikit 2 rakaat.
Fadhilahnya begitu banyak disampaikan dalam Al-Qur’an maupun hadist, di antaranya dekat dengan Allah, dikabulkan segala hajat, diampuni dosa-dosa, dan masih banyak lagi.
Namun, terkadang ada berbagai sebab yang membuat seorang muslim tidak dapat menjalankannya.
Oleh karena itu, kali ini akan dibagikan kutipan kata tentang sholat tahajud dari orang-orang shalih yang dapat memotivasi diri untuk giat dan istiqomah mengerjakan qiyamul lail.
Kata kata Tahajud dari Hadist dan Pemuka Islam
Di bawah ini beberapa kata kata tentang tahajud yang pernah disampaikan oleh Rasulullah (hadist) dan orang-orang terdahulu. Inti pesan yang disampaikan berupa keutamaan, cara agar terbiasa menjalankan, dan penyebab seseorang tidak dapat melaksanakan shalat malam.
Tahajud adalah shalat sunah paling baik
“Sebaik-baik sholat setelah shalat wajib adalah shalat malam. Dan puasa paling baik setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram.” – HR. Muslim.
Ada banyak sekali macam-macam sholat sunah, antara lain tahajud, dhuha, istikharah, dan lain sebagainya.
Berdasarkan hadist di atas, ternyata di antara banyaknya macam sholat sunah yang paling baik adalah tahajjud. Bahkan tingkatannya setelah sholat 5 waktu.
Tak heran apabila sholat tahajud wajib bagi Rasulullah SAW. Sebagai umatnya yang mungkin masih belum sempurna dalam menjalankan sholat wajib, seharusnya tak boleh meninggalkan tahajud sebagai sholatun nafli (penambah atau penyempurna sholat fardhu).
Keutamaan mengerjakan tahajud
“Lakukan tahajud sebab itu adalah kebiasaan orang shalih sebelum kalian, bentuk taqarrub, penghapusan dosa, dan penghalang dari perbuatan maksiat.” – HR. At-Tirmidzi.
Bagi Anda yang masih sering merasa berat untuk mengerjakan sholat tahajud, cobalah untuk selalu mengingat keutamaan-keutamaannya.
Sebagaimana disampaikan dalam hadist di atas, bahwa tahajud merupakan kebiasaan orang-orang shalih terdahulu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub).
Ketika diri sudah mulai bisa dekat dengan Sang Pencipta, maka rahmat Allah akan turun untuk menghapus segala dosa serta melindungi dari perbuatan maksiat.
Mempercepat terkabulnya doa dengan tahajud

“Doa yang dipanjatkan saat waktu tahajud adalah ibarat anak panah yang tepat mengenai sasaran.” – Imam Syafi’i.
Anda masih mempunyai banyak doa yang belum terkabulkan? Cobalah istiqomah memanjatkan doa di sepertiga malam.
Sebab sebagaimana yang disampaikan Imam Syafi’i bahwa tahajud layaknya anak panah yang tepat mengenai sasaran.
Mengapa bisa demikian? Sebab saat malam Anda dapat berdoa dengan khusyuk sehingga dan Allah sudah berjanji akan segera mengabulkan setiap doa yang dipanjatkan pada waktu itu.
Belum sempurna suatu permohonan tanpa tahajud
“Apabila kamu menginginkan sesuatu dalam hidupmu tetapi kamu belum memintanya di waktu tahajud, maka sesungguhnya kamu belum bersungguh-sungguh menginginkannya.” – Sheikh Yasir Qadhi.
Orang yang sangat menginginkan sesuatu tentu sanggup melakukan apapun demi harapannya tercapai. Dan ternyata, sholat tahajud merupakan cara paling ampuh agar Allah segera mengabulkan permohonan.
Namun, sebanding dengan mustajabnya waktu itu, tahajud cukup berat pelaksanaannya. Anda harus rela bangun sholat di saat orang lain sedang nyenyak tidur.
Jika Anda masih belum mampu sholat tahajud untuk memanjatkan doa yang diharapkan, itu berarti Anda belum benar-benar menginginkannya.
Buktinya, Anda tak mau melaksanakan ibadah yang dapat mengabulkan permohonan dengan cepat.
Berbicara dengan Allah melalui tahajud
“Banyak orang membicarakan tentang Allah, namun sedikit sekali yang mau berbicara kepada-Nya. Masukkan tahajud dan doa ke dalam hidupmu dan berbicaralah kepada-Nya.” – Muhammad bin Yahya.
Tak ada salahnya banyak orang ikut dalam kajian yang membahas Ketuhanan. Justru kegiatan tersebut sangat bagus apabila dari situ dapat mengantar seseorang untuk lebih dekat dengan Allah.
Namun yang disayangkan, ada sebagian orang hanya sibuk berbicara tentang Allah, memperdebatkannya hingga larut malam, kemudian meninggalkan ibadah yang di dalamnya dia dapat ‘berbicara’ dengan Allah. Bukankah rugi jika yang dilakukan demikian?
Alangkah bijaknya apabila ilmu yang dimiliki setelah membicarakan tentang Allah bisa mengantarkan untuk lebih taat menjalankan yang wajib dan sunah, termasuk tahajud.
Sebab sebagaimana yang dikatakan Muhammad bin Yahya, tahajud adalah waktu dimana seorang hamba dapat khusyuk berbicara dengan Allah tentang segala sesuatu yang diinginkan, dipertanyakan, dan lain sebagainya.
Melatih ikhlas dengan tahajud
“Kunci keikhlasan adalah tahajud, sebab yang bisa melakukannya hanya orang yang bangun dan berdiri dengan penuh keikhlasan di saat orang lain tertidur.” – Imam Al-Haddad.
Ikhlas merupakan salah satu sikap yang mudah diucapkan, namun sulit untuk dilakukan. Pasalnya, Anda harus mengerjakan dan menerima segala sesuatu murni karena Allah, sementara nyatanya penyakit hati sering merusak itu semua.
Lalu bagaimana caranya untuk bisa menjadi orang yang ikhlas? Seperti yang diajarkan Imam Al-Haddad, Anda dapat melatih diri untuk menjadi orang ikhlas dengan membiasakan tahajud.
Kerjakan tahajud meski satu kali dalam seminggu
“Cobalah untuk melakukan sholat tahajud setidaknya sekali dalam seminggu, maka kamu akan melihat perubahan besar yang kamu rasakan dalam hidupmu.” – Mufti Ismail Menk.
Tahajud merupakan satu-satunya sholat sunah yang diterangkan dengan jelas perintah sekaligus fadhilahnya di dalam Al-Quran. Di antaranya Q.S. Al-Israa’: 79, Q.S. As-Sajdah: 16-17, Q.S. Az-Zumar: 9, Q.S. Adz-Dzariyat: 15-18.
Dari ayat-ayat ini dapat diketahui betapa utamanya sholat tahajud dan betapa rugi orang yang tidak dapat menjalankannya.
Maka dari itu Mufti Ismail Menk mengajarkan untuk berusaha mendirikan sholat malam meski hanya satu kali dalam seminggu.
Dosa menyebabkan seseorang sulit tahajud
“Tidaklah seseorang meninggalkan tahajud kecuali karena dosa yang dilakukannya. Oleh karena itu, periksalah diri setiap matahari terbenam. Kemudian bertaubatlah kepada Allah agar kalian bisa mengerjakan tahajjud.” – Al-Hasan.
Anda ingin menjalankan tahajud namun selalu terhalang untuk melakukannya? Coba renungkan kembali setiap perbuatan yang telah Anda lakukan.
Sebaik-baik manusia adalah yang selalu muhasabah diri, merasa bahwa dirinya tak pernah luput dari perbuatan dosa, sehinga senantiasa memohon ampun.
Maka dari itu, langkah terbaik adalah sebagaimana yang disampaikan Al-Hasan, yakni memperbanyak istighfar sebagai bentuk taubat dari segala dosa, sehingga Allah mengizinkan Anda untuk merasakan nikmatnya sholat malam. Ya, karena dosa dapat menjadi belenggu atau penghalang seseorang untuk berbuat kebaikan.
Insomnia mungkin pertanda jiwa membutuhkan tahajud
“Jika kamu pernah merasakan diri kesulitan tidur dan masih terjaga hingga pagi hari, cobalah untuk melakukan sholat tahajud. Mungkin saja ketidakmampuanmu untuk tidur adalah karena keinginan jiwamu untuk berbicara dengan Tuhannya.” – Syeikh Mohammad Abdul Jabbar.
Insomnia merupakan masalah yang banyak dikeluhkan masyarakat saat ini. Namun ternyata, menurut Syeikh Mohammad Abdul Jabbar, kesulitan untuk tidur bisa menjadi pertanda bahwa sebenarnya jiwa ingin berbicara dengan Allah di sepertiga malam.
Maka dari itu, bagi Anda yang juga mengalami insomnia, cobalah untuk mengambil air wudhu, kemudian laksanakan qiyamul lail. Dijamin Anda akan mendapatkan ketenangan dari situ.
Tahajud itu benteng fitnah
“Salah satu cara membentengi diri dari berbagai fitnah adalah sholat tahajjud.” – Ibnu Ustmain.
Semua orang tentu ingin terhindar dari segala bentuk fitnah. Dalam Islam, fitnah memiliki makna yang beragam, antara lain ujian, tipu daya, bencana dan siksa, kesesatan, dan syirik.
Dari sini dapat diketahui betapa buruknya dampak yang terjadi apabila diri terkena fitnah. Oleh karena itu, Ibnu Utsmain mengajarkan bahwa cara untuk menjaga diri dari fitnah adalah dengan istiqomah menjalankan sholat tahajud.
Demikian beberapa kata kata islami tentang tahajud yang pernah disampaikan oleh orang-orang shalih terdahulu. Semoga dapat memotivasi Anda untuk lebih giat melaksanakan sholat malam. Wallahu a’lam bish shawab.