Doa Iftitah atau Istiftah bermakna dzikir yang dibaca sebagai pembuka sholat setelah takbiratul ikhram dalam sholat atau sebelum Taawudz (membaca “A’uudzubillahi minasysyaithoonirrojiim”) dan Al-Fatihah. Doa ini bisa dibaca dalam sholat fardhu atau pun sholat sunah.

Doa Iftitah juga dapat dibaca pada saat sholat sendiri atau berjamaah baik sebagai imam atau makmum.
Arti kata Iftitah merujuk pada doa yang pendek sampai menengah sedangkan Istiftah merujuk pada doa yang lebih panjang.
Menurut keterangan banyak hadist yang dijadikan referensi mayoritas ulama tiga madzhab (Hanafi, Hambali, Syafi’i) hukum membaca Doa Iftitah ini sunnah sedangkan menurut madzhab Maliki, hukum membaca doa Iftitah adalah makruh.
Tentang bacaan doa Iftitah, ada berbagai versi hadits yang meriwayatkannya. Yang lebih utama dalam mengamalkan do’a Iftitah adalah dengan mengamalkan seluruh do’a iftitah yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam.
Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Doa Iftitah tidak dikhususkan pada satu bacaan seperti “Wajjahtu wajhiya” atau “Subhanaka Allahumma” dan lain-lainnya, tetapi bisa dengan membaca semua bacaan yang disebutkan riwayat hadits. Namun pengutamaan bacaan satu dan lainnya didasarkan pada dalil yang lain.
Menurut Syaikh Abdul Azis bin Baz bacaan iftitah yang panjang lebih afdhal dibaca pada sholat malam.
Jadi Anda bisa menghafal masing-masing do’a Iftitah, baik yang pendek atau pun panjang, dengan mengamalkannya dalam sholat secara bergantian.
Berikut hafalan Doa Iftitah dalam bahasa Arab, latin dan terjemahannya:
Hafalan Do’a Iftitah atau Istiftah
1. Riwayat Pertama
Arab
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ
Latin
Subhaanakallahumma
wa bi hamdika
wa tabaarokasmuka
wa ta’aalaajadduka
wa laa ilaha ghoiruk.
Terjemahan
Maha suci Engkau ya Allah,
aku memuji-Mu,
Maha berkah Nama-Mu,
Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu,
Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.
(HR.Muslim 399, Al-Hakim 1/361, at-Daruquthni 1/299)
2. Riwayat Kedua
Rasulullah SAW sering membaca doa Iftitah berikut pada saat sholat fardhu:
Arab
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ . اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ . اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
Latin
Alloohumma
baa’id bainii wa baina khothooyaaya
kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib.
Alloohumma
naqqinii minal khothooyaa
kamaa yunaqqots tsaubul abyadlu minad danas.
Alloohummaghsil khothooyaaya
bil maa-i wats tsalji wal barod.
Terjemahan
Ya Allah,
jauhkan lah antara aku dan kesalahan-kesalahanku,
sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat.
Ya Allah,
bersihkan lah aku dari kesalahan-kesalahanku
sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran.
Ya Allah, cuci lah aku dari kesalahan-kesalahanku
dengan air, salju dan embun.
(HR. Bukhari 744, dan Muslim 598)
Doa Iftitah di atas bermakna agar kita selalu dijaga serta dijauhkan oleh Allah SWT dari dosa dan kesalahan. Jika dibaca diantara sholat Fardhu seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, maka setiap orang muslim yang memanjatkannya secara khusyu’ Insya Allah akan dijauhkan dari segala kesalahan dan diampuni dosa-dosanya sepanjang hari.
3. Riwayat Ketiga
Arab
اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ، اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ أَنْتَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Latin
Allahumma
Rabba Jibriilaa Wa Miikaaiila, Wa Israafiila
Faa Thirassama Waati Wal Ardhi,
‘Aalimalghoibi Wasyahaadati
Anta Tahkumu Baina ‘Ibaadika
Fiimaa Kaanuu Fiihi Yakhtalifuuna.
Ihdinii Limaakh Tulifa Fiihi Minal Haqqi
Bi Idznika Innaka Tahdii Mantasyaa‘u Ilashiraathimmustaqiim.
Terjemahan
Ya Allah,
Tuhannya Jibril, Mikail, dan Israfil.
Sebagai Pencipta langit dan bumi.
Yang Maha Mengetahui yaitu Mengetahui yang gaib dan yang nampak.
Ya Allah, yang memutuskan diantara hamba-Mu terhadap apa yang mereka pertengkarkan.
Berilah petunjuk kepada kami untuk menggapai kebenaran yang diperselisihan dengan izin-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus.
(HR. Muslim 770, Abu Dawud 767)
4. Riwayat Keempat
Arab
للهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
Latin
Alloohu akbar kabiirow wal hamdu lillaahi katsiirow wa subhaanalloohi bukrotaw wa ashiilaa.
Terjemahan
Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang.
(HR. Muslim 1357)
5. Riwayat Kelima
Bacaan 4 di atas dapat disambung dengan bacaan 5:
Arab
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاةِ وَ الاَرْضِ حَنِيْفًا وَ مَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ، إِنَّ صَلاَةِ وَ نُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَ مَمَاتِى لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتتُ وَ أَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Latin
Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardla haniifan wamaa anaa minal musyrikiin, inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillahi rabbil ‘aalamiin laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin.
Terjemahan
Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah memulai penciptaan langit-langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya, dalam keadaan lurus mengarah kepada al-haq, lagi berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadah sembelihanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintah dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri.
(HR. Muslim 1290)
Doa Riwayat 5 ini sering dicontohkan Nabi SAW pada sholat sunnah malam.
Dari keseluruhan doa Iftitah dan Istiftah, bisa diamalkan secara bergantian (doa yang berbeda) pada setiap sholat. Doa tersebut ada yang pendek atau pun panjang. Anda bisa mengamalkannya sesuai dengan keadaan Anda pada saat sholat Fardhu atau sholat Sunnah.